Minggu, 16 Desember 2007

Profesionalisme Guru


MENUJU PROFESIONALISME GURU

Benarkah Guru harus profesional… karena jika seoarang guru tidak dapat /berhalangan hadir masih dapat digantikan oleh guru lain yang tidak sejenis..? apa bedanya dengan tukang…


Seorang guru dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi berbagai kriteria yang di antaranya :
1. keberhasilan pengajaran;
a. kemampuan peserta didik yang telah di ajarnya
b. nilai evaluasi yang sealu meningkat untuk siswa yang sama
c. perilaku/ adab siswa yang dapat dipertangungjawabkan
d. keterampilan siswa yang teruji
2. keteladanan;
a. Perilaku/adab
b. Disiplin
c. Keberhasilan keluarga/rumah tangga (istri/suami, anak)
3. keterampilan;
a. pengetahuann
b. intelektualitas
c. strata pendidikan

beberapa hal yang menjadi masalah terhadap peningkatan kualitas guru diantaranya :

1. Terlalu banyak mata ajar dan atau mata ajar yang diasuhnya heterogen sehinga;
a. terlalu sibuk membuat perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan belajar extra
b. idealnya seorang guru mengajar untuk 1 tingkatan kelas pararel saja sehingga lebih terkonsentrasi
2. guru hanya bertugas pada satu unit sekolah saja dengan konsekwensinya;
a. interaksi guru dengan lingkungan sekolah lain kurang/ komunikasi antar unit sekolah terbatas hanya antar kepala sekolah
b. karena kurangnya tenaga pengajar, terkadang guru mengajar mata pelajaran yang bukan bidangnya.

Beberapa solusi yang memungkinkan;

1. guru mnegajar hanya satu bidang ajar dengan kelas pararel sehingga menjadi terkonsentrasi
2. guru dapat ditempatkan pada beberapa sekolah yang berdekatan untuk tingkatan kelas yang sama sehinga jumlah jam wajibnya terpenuhi.
3. jika guru yang kekurangan jam mengajkar diberdayakan menjadi guru piket jelas sebuah pemborosan. Negara menggaji guru untuk mengajar bukan untuk piket.

Beberapa problem baru yang mungkin muncul di antaranya;
1. perlu dibuat kebijakan baru tentang surat keputusan penugasan guru
2. transportasi yang membebankan guru karena jarak yang berjauhan, padahal guru banyak yang miskin/pas-pasan/ kalaupun memiliki kendaraan umumnya terlilit utang

beberapa solusi yang mungkin dapat diberikan;
1. perlu strategi baru dalam menentukkan kebijakan pengangkatan guru
2. dikeluarkannya dana bantuan transportaasi guru dengan atuaran tertentu, bisa saja ditanggung oleh masing-masing sekolah berdasarkan tingkat produktifitasnya.
3. khusus bagi bank pemerintah perlu digulirkan regulasi baru terhadap guru dengan buka ringan atau kredit tanpa bunga untuk guru yang mengajukan pinjaman kepemilikan kendaraan untuk tujun transportasinya.

Referensi :
1. KBBI , profesionalisme guru, keberhasilan pengajaran, kualitas pelayanan pendidikan
2. istilah-istilah keberhasilan dan kegagalan pendidikan
3. managemen sumberdaya manusia
4. undang-undang dan perpu tentang pendidikan dan guru

Kamis, 13 Desember 2007

Makalah e-Learning

e-Learning
MODEL “BARU” MEDIA PEMBELAJARAN
UNTUK PEMERATAAN PENDIDIKAN

Makalah

Oleh Rusman Iskandar, S. Pd
Peserta Pelatiha e-Learning pada SMK N 1 Lubuk Sikaping
Yang dilaksanakan pada Kamis-Minggu, 6-9 Desember (sesi I) dan Kamis-Minggu, 13-16 Desember 2007 (sesi II)

Abstrak:
Kemajuan teknologi jaringan komputer dan pesatnya perkembangan internet, telah memungkinkan semua pihak untuk dapat menerapkannya di segala bidang termasuk dunia pendidikan dan pelatihan. Penggunaan teknologi ini pada bidang pendidikan dan latihan akan sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan. Hal ini sangat memungkinkan mengingat investasi yang harus dikeluarkan akan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan investasi bentuk lain (fisik) untuk tujuan sejenis, termasuk aspek pemeliharaannya. Yang dibutuhkan adalah keterampilan dan kehandalan dari pengelolanya.

Pendahuluan
Indonesia sebagai sebuah negara dengan kondisi geografis antar daerah yang sangat berjauhan (sulit dijangkau karena akses jalan darat dan laut yang belum mapan) sudah seharusnya mampu menggunakan dan mengembangkannya secara serius. Pemanfaatan teknologi informasi secara tepat dan optimal, memungkinkan masalah yang berhubungan dengan jarak tempuh dan kondisi geografis tidak lagi menjadi sebuah penghalang dalam usaha transformasi ilmu dan teknologi dalam dunia pendidikan.

Pemerataan mutu pendidikan yang selama ini hanya sekedar angan-angan (saat ini akses informasi dan kesempatan memperoleh “pendidikan ideal” hanya diperoleh masyarakat kota), dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer dan internet, akan sangat mungkin menjadi kenyataan. Pada pelaksanaannya diperlukan solusi yang tepat dan optimal dalam mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan.

Salah satu usaha yang memungkinkan terlaksananya pemerataan pendidikan adalah dengan memanfaatkan kegiatan pendidikan jarak jauh yang berbasiskan internet. Melalui peralatan dan aplikasi yang tepat memungkinkan masalah jarak, ruang dan waktu menjadi “bukan” masalah lagi. Ini memungkinkan terjadi mengingat semua yang diperlukan termasuk materi pembelajaran tersedia secara on-line dan dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Dan bagi tenaga pendidik (guru, intruktur dan administartor pendidikan) dapat dengan mudah berbagi (share) data dan informasi. Kegiatan ini juga memungkinkan peserta didik mendapatkan keuntungan lebih, mengingat media yang digunakan (komputer) merupakan media interaktif yang menyenangkan.

Makalah ini disajikan bukan hanya untuk memenuhi salah satu tugas sebagai peserta pelatihan yang selanjutnya sekedar menjadi portofolio. Melalui makalah ini penulis berharap dapat menjadi salah satu referensi dan ajang berbagi (share) informasi dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pelayanan pendidikan. Mengingat penulis seorang guru (instruktur) pada salah satu SMK kejuruan, tulisan ini diharapkan tidak membatasi kita karena alasan profesi. Penulis mengharapkan berbagai saran yang mungkin dapat kita jadikan salah satu pijakan demi tercapainya pemerataan pendidikan dan kemajuan pendidikan Indonesia.

Batasan Umum
Agar tulisan ini tidak terlalu banyak menyimpang dari topik, dirasa perlu untuk megemukakan bahwa bahasan materinya tentang e-learning sebagai Model “baru“ Media Pendidikan. Sengaja penulis membubuhkan tanda petik (“), mengingat untuk daerah perkotaan, e-learning sudah bukan barang baru lagi. Tentu saja tulisan ini sangat berkaitan dengan tempat tugas penulis (SMK N 1 Bonjol-Kab. Pasaman) yang sampai saat ini belum tersentuh teknologi ini, yang tersentuh baru sekedar namanya saja (SMK kelompok Teknologi dan Industri).
Definisi Istilah
Saat ini e-learning merupakan istilah yang menekankan terhadap kegiatan pembelajaran yang menggunakan teknologi jaringan komputer dan internet.
Electronic learning or e-Learning is a general term used to refer to computer-enhanced learning. It is used interchangeably in so many contexts that it is critical to be clear what one means when one speaks of 'eLearning'. In many respects, it is commonly associated with the field of advanced learning technology (ALT), which deals with both the technologies and associated methodologies in learning using networked and/or multimedia technologies(http://en.wikipedia.org)

Mengutip Tulisan Wandono :
“Rosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menggunakan media internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi internet. (Wandono, E-Learning VS I-Learning, http://www.dsi.unair.ac.id)

Terlepas dari pengertian itu, yang terpenting dalam kegiatan e-learning sumber belajar dapat diperolah kapan saja dan di mana saja. Yang terpenting dan perlu diingat, dalam kegiatan e-lerning ini media utama pembelajarannya adalah komputer yang terhubung (terkoneksi) pada jaringan komputer lainnya. Lebih jauh Wandono menulis :
“Dikatakan oleh Darin E. Hartley bahwa: e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah system pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer maupun komputer stand alone.

Mengingat hampir semua pihak sepakat bahwa huruf e pada kata e-laarning merupakan kependekkan dari kata elektronik, sudah dapat dipastikan bahwa e-learning (elektronik learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan peralatan elektronik seperti halnya radio, televisi, projektor, telepon dan lainnya. Namun perlu diingat bahwa kata elektronik pada huruf e saat ini telah mengalami penyempitan makna. Kata e telah berubah makna dari alat-alat elektronik menjadi komputer. Ini dapat dipahami mengingat istilah ini baru muncul dan dikenal luas setelah komputer berbasis jaringan dan internet mulai diperkenalkan dalam dunia pendidikan dan digunakan sebagai salah satu media pembelajaran.

e-Learning
MODEL “BARU” MEDIA PEMBELAJARAN
Penulis tidak mau mau terlarut dalam istilah yang terlalu panjang dan bertele-tela. Mari kita sepakati saja bahwa e-learning adalah salah satu media pembelajaran yang menfaatkan komputer berbasis jaringan. Pengertian ini terlepas pada apakah jaringan tersebut terhubung pada internet atau sekedar jaringan lokal saja. Sehinga penulispun tidak berkecil hati mengingat sekali lagi sekolah tempat penulis bertugas belum terkoneksi pada jaringan internet. Artinya, secara umum semua komputer yang memiliki akses jaringan meski sekedar lokal, dapat dikatakan sudah dapat melaksanakan kegiatan e-learning. Kegiatan pembelajaran telah dapat dikatakan mengunakan model e-learning jika pembelajaran tersebut telah mengunakan komputer berbasis jaringan yang didukung oleh aplikasi multimedia, dan pada sat dilaksanakannya kegiatan semua komputer yang dipergunakan serta terhubung pada jaringan dalam kondisi menyala (on-line)

Dalam penggunaanya, model e-learning dapat dipilah menjadi dua kategori. Kategori pertama adalah narasumber dan peserta didik dapat berinteraksi secara langsung melalui media komputer (pada waktu yang sama pada tempat berbeda). Artinya pada saat yang sama guru/intruktur dapat langsung berkomunikasi pada waktu yang bersamaan meski jarak memisahkan mereka. Contoh dari kategori ini adalah chatting, video conference, dan sejenisnya. Sedangkan untuk skala yang lebih kecil (komputer yang tidak terhubung ke internet), seorang instruktur memanfaatkan aplikasi tutorial tertentu sehinga peserta didiknya dapat mengikuti kegiatan secara aktif pada waktu bersamaan meski berada pada tempat (ruangan) terpisah.

Sedangkan untuk kategori, kedua intruktur dan peserta didik tidak harus selalu saling berinteraksi secara langsung. Artinya bisa saja instruktur sekedar meninggalkan pesan (materi) yang harus dibaca/dikuasai. Peserta didik dapat mengakses materi tersebut kapan saja dan dimana saja (tentu saja dengan jadwal tertentu). Meski demikian mereka masih dapat berinteraksi meski tidak secara langsung. Contoh kategori ini adalah penggunaan e-mail dan website (blog). Sekali lagi untuk skala yang lebih kecil instruktur hanya sekedar menugaskan peserta didik untuk membuka/mempelajari materi yang telah dibagi (share) dari komputernya.

Dalam pelaksanaannya, sistem e-Learning membutuhkan kolaborasi antar peserta didik. Kolaborasi antar peserta didik diharuskan terjadi terutama jika materi tersebut mengharuskan adanya kolaborasi (mis: kegiatan kelompok). Meski demikian terkadang peserta didik yang sedikit “cerdik“ akan mamanfaatkan kelemahan aspek visual maya (lemahnya kontrol affektif/perilaku). Mungkin saja ia akan “menipu“ instrukturnya karena memang tidak dapat berinteraksi langsung secara fisik. Bisa jadi karena alasan ini beberapa materi pelajaran tidak dapat disampaikan secara on-line. Namun beberapa kelemahan ini dapat diatasi dengan memanfaatkan media interaktif semisal kamera (webcam) dan sejenisnya.

Menurut Ana Hadiana dan Elan Djaelani
Ada 5 hal essensial yang harus diperhatikan dalam menjalankan kolaborasi lewat internet, yaitu sebagai berikut: (a) clear, positive interdependece among students (b) regular group self-evaluation (c) interpersonal behaviors that promote each member’s learning and success (d) individual acountability and personal responsibility (e) frequent use of appropriate interpersonal and small group social skills.
Dalam proses kolaborasi antar siswa, guru bisa saja terlibat didalamnya secara tidak langsung, dalam rangka membantu proses kolaborasi dengan cara memberikan arahan berupa message untuk memecahkan masalah. Sehingga diharapkan proses kolaborasi menjadi lebih lancar. (Ana Hadiana dan Elan Djaelani, Sistem Pendukung e-Learning di Web http://www.informatika.lipi.go.id)

dari pernyataan di atas, salah satu solusi yang memungkinkan agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik adalah dengan tetap mengunakan pembelajaran sistem klasikal. Para instruktur utama dapat dibantu oleh instruktur pembantu yang bertugas memberikan pengawasan, instruksi tambahan, dan penilaian jika diperlukan.

e-Learning
UNTUK PEMERATAAN PENDIDIKAN
Terlepas dari itu semua, pemanfaatan e-learning sebagai salah-satu metode pembelajaran akan sangat membantu tercapainya pemerataan pendidikan. Mungkin perlu disampaikan bahwa saat ini sudah dapat dipastikan semua komputer yang memiliki akses pada jaringan dan internet telah/dapat menjalankan berbagai aplikasi (multimedia). Artinya, bagi sekolah-sekolah “miskin“ daripada membeli beberapa set alat pembelajaran yang harganya mahal dan belum tentu dapat dipergunakan karena takut rusak (jika dipakai), adalah lebih baik jika membeli seperangkat komputer multimedia.

Sederhananya, jika peserta didik di sekolah “kaya“ dapat melaksanakan kegiatan praktik secara langsung, maka bagi sekolah miskin cukup mengikuti simulasinya melalui komputer. Demikian juga dengan guru/instrukturnya. Berbagai materi pembelajaran dapat diperoleh dengan mudah dan murah karena telah tersedia dan dapat diakses kapan saja.

Sejatinya konsep pemerataan pendidikan adalah seluruh peserta didik pada usia yang hampir sama memperoleh materi pendidikan pada jenjang yang hampir sama dan memiliki kemampuan yang hampir sama pula. Ini semua terlepas dimana peserta didik itu berada (perkotaan, pedesaan, atau tempat terpencil sekalipun). Demikian juga dengan para guru/instrukturnya. Mereka tidak lagi tekendala karena buku/bahan ajar yang langka atau susah didapat, mengingat harga di tempat terpencil bisa jadi berlipat ganda. Atau karena materi/buku tersebut tidak dapat sampai ke tangannya karena alasan jarak dan biaya bahkan mungkin cuaca.

Sudah saatnya pemerintah pusat dan daerah bersama-sama membangun sistem pendidikan berbasis jaringan komputer dan internet (e-learning). Meski demikian, agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal akibat harga software berlisensi, maka perlu dilakukan proram sosialisasi pengunaan software terbuka (open Source). Meski demikian pemilihan ini bukan semata karena faktor effisiensi harga, tetapi aspek kualitas dan keandalannyapun perlu diperhatikan.

Daftar Pustaka:
Hadiana, Ana dan Djaelani, Elan: Sistem Pendukung e-Learning di Web http://www.informatika.lipi.go.id
Rif, Bahtiar, BIKIN SITUS WEB SITE BLOG GRATIS, http://bahtiar.com
Sambik Ibrahim, Rahmat M : Tidak Kenal Maka Tidak Sayang: Kiat Mensosialisasikan Makalah Internasional Kepada Komunitas Sistem Informasi Indonesia, http://rms46.vlsm.org
Wandono, E-Learning VS I-Learning, http://www.dsi.unair.ac.id
Wikipedia, the free encyclopedia.htm, Dictionary, http://en.wikipedia.org

Minggu, 09 Desember 2007

Bahan Ajar SMK Listrik Rumah Tanga


Kegiatan Belajar 4

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, diharapkan Anda dapat:
1. menyebutkan bagian-bagian pokok seterika listrik biasa dan penyemprot uap
2. menerangkan prinsip kerja seterika listrik biasa dan penyemprot uap
3. menyebutkan langkah-langkah perawatan seterika listrik dengan penyemprot uap.
4. menerangkan cara memperbaiki seterika listrik dengan penyemprot uap.

B. Uraian Materi

SETERIKA LISTRIK DENGAN PENYEMPROT UAP


Seterika listrik digunakan untuk melicinkan/menghaluskan pakaian agar dapat lebih rapi dipakai, umumnya setelah dicuci dan dikeringkan. Terkadang lipatan-lipatan pakaian cukup sulit untuk dihilangkan sehingga
memerlukan sedikit air untuk membasahi bagian yang terlipat, terlebih untuk bahan-bahan dari wol. Pada saat-saat seperti ini kehadiran seterika dengan penyemprot uap sangat diperlukan.
Bagian utama seterika listrik meliputi: elemen pemanas, plat dasar/alas (sole plate), besi pemberat, tutup, pemegang, terrminal dan kabel penghubung

Seterika memerlukan adanya panas untuk memudahkan dalam melicinkan pakaian tersebut. Tenaga panas ini diperoleh dari tenaga listrik. Tegasnya, tenaga listrik diubah menjadi tenaga panas.
Tinggi panas yang diproduksi tergantung dari besar daya yang dipakai. Semakin besar daya listrik yang dipakai, semakin tinggi panas yang diperoleh.
Sebagai sumber panas, digunakan elemen pemanas. Elemen pemanas dipasang antara plat dasar dengan besi pemberatnya. Panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas secara konduksi (dihantarkan) kepada
plat dasarnya yang dibuat dari logam yang segera akan menjadi panas pula. Elemen pemanas dalam seterika dengan penyemprot uap tidak hanya dipakai untuk meningkatkan panas pada sole plate; tetapi juga mendidihkan air, sehingga uap dapat dikeluarkan dari lubang-lubang dalam sole-plate tersebut.

Plat dasar dibuat dari logam tahan karat atau dilapisi dengan bahan tahan karat, agar tidak mengotori atau merusakkan bahan yang diseterika. Pemegang seterika dibuat dari bahan isolasi bakelit atau ebonit; ada juga yang dibuat dari kayu. Hubungan dengan kabel penghubung ke terminal elemen pemanas dilakukan melalui tusuk kontak atau secara langsung.
Ada dua macam elemen pemanas yang biasa dipakai, yaitu kawat nichrom bentuk pita yang dililitkan pada lembaran mika; dibentuk serupa bentuk sole plate, sehingga panasnya merata, serta kawat nichrom dililit spiral dan dimasukkan dalam selongsong/pipa sebagai pelindungnya. Untuk menyekat kawat dari logam pelindung, kawat spiral dilapis/dibungkus oksida magnesium yang merupakan bahan isolasi. Elemen ini dipakai untuk tegangan 110V-220V dengan daya berkisar antara 250-750 watt.
Thermostat, adalah alat pengatur suhu, berfungsi memutuskan dan menyambungkan rangkaian seterika listrik dengan sumber arusnya. Bekerjanya otomatik sesuai dengan pengaturan kita. Salah satu jenis thermostat seperti nampak dalam gambar di bawah.
Cara bekerjanya thermostat adalah sebagai berikut:
Mula-mula seterika kita hubungkan dengan sumber tegangan, kemudian tombol pengatur panas ditempatkan pada suatu kedudukan tertentu. Setelah seterika bekerja dan suhu telah melampaui batas suhu yang ditetapkan, thermostat membuka kontak-kontaknya dan arus listrik tidak mengalir lagi. Kemudian jika suhu telah turun di bawah batas penetapannya, thermostat akan menutup kontak-kontaknya lagi.
Memutar tombol pengatur panas pada dasarnya mengatur tekanan pegas. Hal ini akan menentukan jarak/jauhnya bilah thermostat membengkok sebelum kontak-kontaknya membuka dan berarti pekerjaan ini menetapkan suhu yang dikehendaki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian seterika dengan penyemprot uap.
Untuk menjaga agar seterika tidak lekas rusak, terutama dengan adanya air yang digunakan sebagai bahan pembuat uap, perlu ditetapkan syarat-syarat pemakaiannya, yaitu:
· Paling baik digunakan air suling (air destilata).
· Jika terpaksa menggunakan air yang mengandung mineral dan alkali, air perlu didihkan terlebih dahulu kemudian disaring dengan kain bersih.
· Selesai pemakaian air harus dituang sampai habis. Pasang seterika untuk beberapa saat agar sisa-sisa air yang mungkin masih ada dapat menjadi kering sama sekali.
· Bacalah petunjuk-petujuk khusus dari setiap alat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
Bagian-bagian Seterika Listrik yang Mudah Rusak
Untuk memudahkan atau mempercepat dalam mencari kesalahan atau kerusakan, perlu mengetahui bagian-bagian yang mudah rusak dari suatu pesawat. Dengan demikian upaya perbaikannya juga dapat lebih dipercepat. Jika kita akan memperbaiki suatu pesawat, maka kita akan memeriksa bagian-bagian yang mudah rusak terlebih dahulu, baru kemudian bagian yang lain jika pesawat belum dapat bekerja dengan baik.
Bagian-bagian seterika listrik yang mudah rusak antara lain:
1. Elemen pemanas, hal ini dapat terjadi karena biasanya dipakai secara berlebihan, misalnya pada seterika yang tidak memakai pengatur panas. Atau terjadi kerusakan pada termostat sehingga tidak berfungsi dengan baik. Ada kemungkinan juga salah pemakaian tegangan, terutama seterika yang baru dibeli/dipakai. Kejadian-kejadian diatas dapat mengakibatkan kawat elemen rusak/putus, isolasi mika rusak sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubung badan.
2. Kawat penghubung, kerusakan ini dapat terjadi misalnya, karena:
· Salah satu atau kedua-dua kawat putus akibat sering terpuntir waktu menggunakannya atau dilipat-lipat waktu menyimpannya. Lebih mudah rusak yang berisolasi karet, sedang yang berisolasi plastik lebih tahan.
· Kabel terlalu kecil yang berakibat menjadi terlalu panas jika digunakan. Isolasi menjadi rusak, dapat menyebabkan kabel hubung pendek.
· Letak sumber tegangan/stop kontak yang tidak sesuai dengan pemakaian, berakibat kabel selalu terpuntir. Seharusnya bagi orang yang biasa bekerja dengan tangan kanan, sumber tegangan dipasang di sebelah kanan pemakai. Bagi orang kidal letak stop kontak di sebelah kiri.
· Kabel yang memang sudah terlalu tua.


3. Terminal, yang dimaksud dengan terminal adalah tempat persambungan antara ujung kawat elemen pemanas dengan kabel penghubung dari sumber arus. Terminal ini ada dua macam, sambungan langsung dan yang melalui tusuk kontak. Kerusakan terjadi karena:
· Panas yang berlebihan, terminal menjadi hangus.
· Porselen tusuk kontaknya pecah atau pegas/penjepit hangus atau meregang sehingga tidak akan terjadi kontak hubungan yang baik.
4. Tusuk kontak (pada kabel penghubung), porselinnya pecah sebab sering jatuh. Sambungan kabelnya putus/terlepas karena sewaktu mencabut tusuk kontak yang ditarik kabelnya, seharusnya tusuk kontaknya.
5. Termostat, ialah pengatur panas. Termostat ini dapat rusak, jika pemakai kurang mentaati aturan pemakaiannya. Pemakai seharusnya bekerja untuk bahan-bahan yang tipis dan lunak, kemudian meningkat ke bahan yang lebih tebal dan keras. Dengan demikian pengaturan panasnya mula2 dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi.

Cara Mencari Kesalahan dan Perbaikannya
Untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya dalam memperbaiki kesalahan suatu pesawat, memerlukan keterampilan khusus. Keterampilan ini dapat ditunjang dengan menggunakan metode-metode yang benar, terutama dalam mencari kesalahan. Tegasnya, perbaikan akan dapat dilaksanakan secara efisien jika kesalahannya telah diketahui; kesalahan akan dapat cepat diketahui jika digunakan cara2 yang benar.
· Pemeriksaan hubungan terbuka, gunakan AVO, setlah pada skala Rx1k. Cabutlan tusuk kontak pesawat dari sumbernya. Ukurlah pada ujung2 dari tusuk kontak pesawat dengan AVO. Jika AVO menunjukkan harga tak terhingga, berarti rangkaian terbuka, tetapi jika AVO menunjukkan harga tertentu hingga beberapa kilo, berarti ada lingkaran arus tertutup. Harus terjadi rangkaian tertutup jika pengatur panas seterika diputarkan.

· Pemeriksaan hubungan badan, gunakan AVO, setlah pada skala Rx1. Cabut tusuk kontak pesawat dari sumbernya. Ukurlah antara salah satu ujung2 kontak pada steker dengan bodi pesawat. Jika AVO menunjukkan harga tak terhingga, berarti tidak terjadi hubung badan, tetapi jika AVO menunjukkan harga tertentu, berarti terjadi kontak dengan badan pesawat. Seterika harus dibongkar untuk meneliti penyebab terjadinya hubung badan.

Perbaikan seterika listrik dengan penyemprot uap dapat dilaksanakan sbb:
Setiap kali selesai menggunakan seterika dengan penyemprot uap, sisa air yang ada harus dibuang hingga tuntas. Kemudian memasukkan tusuk kontaknya pada KK lagi selama beberapa saat, sehingga bagian dalam seterika menjadi kering sama sekali. Kalau air yang digunakan sebagai pengisi seterika air suling/air lunak (aquades) tidak perlu dikhawatirkan tentang pengendapan mineral dalam seterika tersebut. Tetapi jika digunakan air berat atau air leding yang belum dipanaskan, mineral akan mengendap dalam seterika. Banyaknya endapan mineral yang terjadi tergantung dari berat/air (bersih air). Dalam hal ini seterika memerlukan pemeliharaan dengan membersihkan bagian dalam tangki air dan lubang-lubang jalan uap secara teratur. Kalau tidak akan cepat terjadi penutupan lubang2 uap, sehingga penyemprot uap tidak berfungsi lagi. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya pengendapan, dianjurkan untuk menggunakan air suling atau setidak-tidaknya air leding yang sudah didihkan kemudian didinginkan. Sebelum dimasukkan ke dalam seterika sebaiknya disaring terlebih dahulu.

Cara pembersihannya dapat dilakukan sbb:
Buatlah campuran air dengan cuka dalam perbandingan 1:1. Masukkan campuran tersebut ke dalam seterika. Panaskan seterika ± 150° selama 0,5 jam. Setelah seterika menjadi dingin kembali buanglah air tersebut. Seterika perlu dibilas dengan air bersih beberapa kali. Terakhir, panaskan seterika sehingga sisa air hilang sama sekali.
Cara membersihkan bagian-bagian yang lain dari sistim penyemprot uap:
1. Bongkar seterika, sesuai prosedur.
2. Lepaskan bagian-bagian yang perlu dan tabirnya (screen).
3. Keroklah hingga bersih endapan yang ada.
4. Bersihkan tabir dan alirkan air melalui pipa-pipa saluran sampai benar2 bersih, tidak tersumbat.
5. Setelah selesai dan kering semuanya, pasang kembali sebaagi semula (gantilah gasket bila perlu). Dalam memasang gasket ini harus tepat pada tempatnya dan tabir dapat melekat padanya.
c. Latihan
Soal:
Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini dengan jelas!
1. Terangkan prinsip kerja seterika listrik secara umum.
2. Sebutkan bagian-bagian utama sebuah seterika listrik biasa maupun dengan penyemprot uap.
3. Untuk mendapatkan uap pada seterika listrik dengan penyemprot uap, dilakukan dengan cara mendidihkan air. Komponen apa yang melakukan tugas ini?
4. Ada berapa macam elemen pemanas seterika yang Anda ketahui? Jelaskan.
5. Terangkan apa fungsi thermostat di dalam seterika otomatis?
6. Apa sajakah yang perlu diperhatikan di dalam menggunakan seterika dengan penyemprot uap? Jelaskan.
7. Sebutkan bagian-bagian seterika listrik yang mudah rusak !
8. Sebutkan kemungkinan penyebab dan bagaimana pemecahannya jika bodi seterika listrik menjadi bertegangan.

Salam hangat....!

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Pesatnya kemajuan dunia usaha dan dunia industri terutama di bidang teknologi komputer berbasis jaringan dan internet, telah memaksa dunia pendidikan dan seluruh elemen yang bertanggungjawab di dalamnya harus bekerja extra keras untuk mengimbanginya. Jika tidak...
BERSIAPLAH... untuk menerima sapaan sinis dari siapapun juga.


My Sons

My Sons
Berdua

Mamak 2 Kp. Taji

si Bolang

Action

Lagi Makan

Selesai Sudah.........

Action

The Leader tomorrow

only for leader

DOKUMENTASI PLPG SERTIFIKASI GURU BLPT PADANG ANGAKATAN IV 2008

DOKUMENTASI PLPG SERTIFIKASI GURU BLPT PADANG ANGAKATAN IV 2008
Serius mendiskusikan sesuatu....